Blogs

Bagaimana Cara Menangani Saraf Kejepit Dengan Tepat

Hernia Nucleus Pulposus (HNP), atau lebih sering dikenal dengan istilah awam saraf kejepit, adalah penyakit yang disebabkan oleh tonjolan pada bantalan tulang antara ruas ruas tulang hingga menekan saraf. Saraf kejepit merupakan kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan.

Gejala saraf kejepit
Umumnya, saraf kejepit sering kali dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Namun, ada beberapa gejala yang menunjukkan mengalami saraf kejepit antara lain :
1.Mati rasa atau berkurangnya sensasi diarea yang dilalui oleh saraf
2.Munculnya rasa nyeri yang tajam atau seperti terbakar
3.Kesemutan, kebas
4.Otot terasa lemah
5.Kaki dan tangan sering kali sulit digerakkan

Gejala saraf kejepit dapat memburuk saat tidur. Oleh karena itu, segera periksakan ke dokter jika gejala berlangsung selama beberapa hari dan tak kunjung sembuh meski sudah beristirahat atau mengonsumsi obat pereda nyeri.
Apa penyebabnya ? penyebab dari saraf kejepit sangat beragam, tetapi pada umumnya, penyakit ini disebabkan oleh benturan atau aktivitas fisik yang memberi tekanan berlebih pada anggota tubuh. Misalnya, mengangkat beban berat sambil membungkuk, aktivitas fisik yang jarang, obesitas dan atau peradangan pada sendi pergelangan tangan.

Bisakah kita mencegah saraf kejepit ? karena pemicu gejala saraf kejepit adalah factor mekanik atau aktivitas sehari hari. Sebisa mungkin, hindari mengangkat beban yang terlalu berat. Perlu diingat kunci mencegah HNP yaitu kelenturan otot, dan untuk membangun kelenturan otot, olahraga rutin sangatlah penting.

Apabila mengalami saraf kejepit, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter dapat mendiangnosis penyebab rasa sakit yang dirasakan pada bagian pinggang dengan lebih akurat serta menyeluruh. Sekarang di RS PKU Muhammadiyah Temanggung terdapat layanan fisioterapi yang akan membantu pasien dalam memulihkan stabilitas fungsi fisik, mengurangi rasa sakit yang dialami, atau membantu pasien beradaptasi dengan alat bantu melalui serangkaian latihan fisik dan memiliki target tertentu.

Sumber : kemenkes RI

Komentar