Blogs

Bergizi Tak Harus Biaya Tinggi

Disusun oleh :

Min Adadiyah, MPH

“Bagaimana mungkin kami bisa sehat jika daging dan susu saja tidak terbeli?”

Ungkapan ini mungkin begitu mudah terdengar ketika seorang tenaga kesehatan atau ahli gizi menganjurkan ibu untuk memberikan makanan bergizi bagi putra-putrinya. Seolah-olah  hal itu adalah jawaban standar yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya.

Kurang gizi dan kemiskinan seringkali disejajarkan dan dianggap sebagai sebuah kelaziman. Kesan yang diperoleh secara sepintas adalah bahwa wajar jika orang miskin menderita kekurangan gizi. Hal ini tidak selamanya benar. Tidak selamanya kekurangan gizi hanya diderita oleh orang miskin demikian pula tidak selamanya orang miskin harus menjadi korban kekurangan gizi. Miskin dalam hal ini diartikan sebagai mereka yang memiliki daya beli rendah.

Ilmu Gizi, kalau dilihat dari definisinya adalah ilmu mengenai makanan yang berhubungan dengan kesehatan. Artinya, pemilihan makanan yang bergizi sudah semestinya dikaitkan dengan perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan. Makanan bergizi adalah makanan yang dapat menunjang kesehatan seseorang tanpa memandang harga atau nilai rupiahnya.

Dalam rumah tangga, kepiawaian seorang ibu dalam memilih makanan bergizi dapat menjadi kunci sukses penanggulangan kekurangan gizi. Ibu modern yang bijak dan cermat perlu mengetahui dan mempraktikkan apa yang selama ini disebut sebagai  cost effectiveness. Sebuah strategi untuk memilih makanan bergizi tanpa harus berbiaya tinggi.

Sebagai manajer dalam rumah tangga, seorang ibu hendaknya membekali diri dengan apa yang disebut sebagai bahan penukar. Selembar tabel sederhana yang bisa anda peroleh ketika anda melakukan proses konselling dengan seorang ahli gizi.  Tabel ini akan dengan mudah memandu anda untuk mengetahui bahan makanan apa yang memiliki nilai gizi setara dengan pilihan variasi harga yang bisa anda pilih sendiri.

Tabel ini  memuat berbagai makanan dalam kelompok tertentu dengan ukuran tertentu. Misalnya kelompok makanan sumber protein hewani. Dalam tabel tersebut anda akan menemukan bahwa 1 potong daging sapi seukuran 50 gram memiliki kandungan gizi yang kurang lebih setara dengan 25 gr ikan teri. Pada kelompok buah-buahan, anda akan menemukan bahwa kandungan gizi 1 porsi kelengkeng setara dengan 75 gram papaya. Anda pasti dapat membedakan dengan mudah harga kedua bahan makanan ini kan? Daging sapi yang perpotongnya hampir antara 5000-7500  rupiah setara nilai gizinya dengan ikan teri yang hanya 500 rupiah per porsi.

Belajar dari hal sederhana ini, pilihan untuk memberikan makanan bergizi bagi keluarga kita ternyata bukan  hanya didasarkan pada seberapa tebal kocek anda. Anda benar-benar dapat menyajikan makanan bergizi untuk keluarga tanpa mengeluarkan biaya tinggi. Urusan selera memang tidak bisa dikesampingkan begitu saja, namun bukankah  urusan kesehatan masih menjadi prioritas anda dan keluarga?

Pilihan bijak memang hanya akan diambil oleh ibu atau ayah yang bijak.  Percayakah anda  bahwa ketika ayah dan ibunya smart maka anak akan tumbuh menjadi hebat?

Maka dengan hal sederhana ini anda dapat berkontribusi untuk menjadikan anak-anak di lingkungan anda menjadi anak-anak hebat. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh dengan modal dasar  makanan-makanan sehat dan bergizi. Bukankah bergizi tidak selalu harus berbiaya tinggi?

 

 

 

Komentar